Rabu, 09 Januari 2013

chilli lodge

kecil bentuknya, pedas rasanya..



pernah denger daerah bernama PONDOK CABE ? ya, salah satu daerah di kota Tangerang Selatan ini memang cukup dikenal dengan tiga keywords, yaitu: lapangan terbang, universitas terbuka dan macet, hehe

sejak tahun 1990, saya dan keluarga pindah dari daerah pejaten, jakarta selatan, ke pondok cabe ini, pondok cabe ada dua jenis, pondok cabe udik dan pondok cabe ilir seperti istilah hilir mudik, hehe tapi jadi terkesannya daerah udik atau kampung, iya, dulu daerah ini masih desa sebelum berubah menjadi kelurahan entah tahun berapa, dan berpisah dari kabupaten tangerang ke kota tangerang selatan pada tahun 2008, mengikuti sang induk, kecamatan pamulang, kok jadi kaya tulisan web pemda ya?hehe..

saya pengen cerita tentang uniknya pondok cabe ini, pertama dari namanya..entah siapa yang menyebut pertama kali sebagai pondok cabe?apakah karena awalnya banyak pondok cabe?atau karena penduduknya kecilkecil tapi cerdik atau pedas?hahaha, tapi disinilah saya tumbuh, sekolah dan tinggal bersama keluarga saya.

kembali ke tiga poin keywords diatas, itulah yang terlintas saat orang mendengar kata pondok cabe.
1. Pondok Cabe Airport/ Bandar Udara Pondok Cabe
Lapangan terbang/ bandar udara pondok cabe yang saya tahu adalah tempat latihan untuk polisi udara, disana sering diadakan latihan terbang helikopter atau pesawat carteran milik pelita air service, sering juga ada latihan terjun payung oleh para polisi udara yang buat langit pondok cabe ramai dengan terjun payung warnawarni dan banyak penduduk yang penasaran dan menghentikan kendaraannya dipinggir pagar bandara untuk melihat pertunjukka gratis tersebut, di bandara ini juga pernah dipakai untuk konser musisi Slank beberapa tahun silam, tapi jadi aneh ya kalo bandara dibuat untuk event seperti itu, dan rencananya bandara pondok cabe akan dibangun sebagai bandara internasional, wah ga perlu jauhjauh ke cengkareng atau halim perdanakusumah kan, hihi cek infonya di sini .

terjun payung diatas area pondok cabe airport (foto by: www.hungeree.com)

2. Universitas Terbuka

Universitas Terbuka atau dikenal dengan sebutan UT adalah universitas yang menerapkan sistem belajar jarak jauh, jadi yang biasanya sistem kuliah face to face antara dosen dengan mahasiswa, nah di UT ini kita bisa belajar lewat modul pelajaran dalam bentuk CD ataupun melalui dunia maya, chat, skype mungkin bisa jg ya hehe..UT ini jadi banyak pilihan bagi mahasiswa yang sudah bekerja karena tidak perlu repot dengan jadwal pertemuan kuliah atau takut terlambat hadir dikelas karena menumpuknya kerjaan, biasanya pertemuan antar dosen-mahasiswa akan berlangsung saat konsultasi atau ujian, UT ini satu-satunya universitas di wilayah pondok cabe (selain menjamurnya banyak sekolah D3 disekitarnya) dan menjadi salah satu "ikon" daerah pondok cabe, bagi yang penasaran bisa cek ke sini .

3. Macet -_-
ini dia salah satu tragedi yang banyak dikenal masyarakat tentang pondok cabe, M A C E T. sejak beberapa tahun ini memang tingkat kemacetan di pondokcabe seakan ga bisa ditolerir lagi alias bikin mumetttttt. jumlah penduduk yang bertambah berbanding lurus dengan jumlah/volume kendaraan yang ditunggangi, ternyata ga sebanding dengan luas jalan dan kualitas jalan rayanya, banyak lubang, angkutan umum ga tertib, PKL sembarangan haishhh..bikin masalah macet ini jadi tambah makin kian parah, apalagi ditambah hujan, perjalanan dua sampai tiga jam sudah biasa, tua dijalan :( bayangin aja, saya yang tinggal dipondok cabe harus berangkat kerja ke daerah lapangan banteng, jakarta pusat sejak pukul lima pagi setiap hari kerja, pukul lima pagi itu kalau anda diluar jakarta mungkin masih sepi, dimana orangorang masih terlelap dan mimpi masih jauh dari alam sadar atau masih lehaleha setelah solat subuh, tapi di pondok cabe, coba anda keluar jam lima pagi di sepanjang jalan lapangan terbang-cirendeu-sampai ke lebak bulus kendaraan sudah padat, angkotangkot sudah penuh dengan penumpang, dan motormotor yang menyemut walopun hari masih gelap dan berkabut, saya benerbener kagum dengan semangat mereka, untuk menghindari macet, bangun sekitar jam tiga atau empat pagi, dan berangkat jam lima pagi, rela untuk tidak ngantuk, rela untuk mulai "berjuang" lebih dulu di jalanan, dan rela untuk berpisah dengan keluarga mereka di rumah, kalau saya disuruh untuk nge-kost karena alasan jauh dan capek, bagaimana dengan ratusan ribu orang yang nasibnya sama atau mungkin jauh lebih capek daripada saya? yang bisa saya tarik pelajaran disini adalah semangat mereka mencari nafkah atau sekolah, banyak juga siswa SD sampai SMA yang sudah berjejal di angkot pada subuh hari, apa mereka tidak pernah mengeluh?pasti sering,hehe tapi tetap mereka jalani setiap hari, sampai mungkin mereka memutuskan untuk keluar dari daerah ini, tapi yang saya tau, penduduk pondok cabe sepertinya tidak pernah berkurang, hampir bertambah setiap tahun. dan yang menarik adalah, faktanya kadang yang rumahnya lebih jauhlah yang akan lebih tepat waktu dibandingkan dengan yang rumahnya dekat atau ngekos hehehe :p yah, tapi kalo untuk mengenali penduduk pondok cabe atau warga dipinggir jakarta mungkin bisa dilihat dari matanya, merah, sembap dan sering nguap hahahahah. ciao!






3 komentar:

  1. Wah, blog baru.. Hiks2.. Nice! :D

    BalasHapus
  2. "faktanya kadang yang rumahnya lebih jauhlah yang akan lebih tepat waktu dibandingkan dengan yang rumahnya dekat atau ngekos hehehe :p aah so true piiin. Kayak aku dong, kost-an tinggal selemparan batu da voila datengnya mepet terus kadang malah telat... ahahahaha

    BalasHapus